MATEMATIKA KELAS 7 ( 24-02-2021)


-BRUTO, NETTO, TARA,

- BUNGA TUNGGAL, 

-DISKON DAN 

-PAJAK 


 Bruto Netto Tara: Pengertian dan Cara Menghitungnya


Dalam kehidupan sehari-hari, sebuah benda memiliki istilah yang berhubungan dengan berat benda tersebut. Salah satu contohnya adalah pada kemasan makanan atau benda-benda di sekitar kamu, ada salah satu istilah yang akan kamu jumpai yaitu netto. Nah, selain netto ada istilah lainnya yang juga harus kamu ketahui yaitu bruto dan tara. Ketiganya akan saling berkaitan satu sama lain.

Dalam kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai pengertian dan juga cara menghitung ketiganya. Semoga kamu bisa menerapkannya ketika belajar nantinya.

Pengertian Bruto Neto Tara

Kita akan membahas pengertian dari masing-masing istilah agar dapat membantu memahaminya. Sebagai ilustrasi, misalnya pada karung beras maka berat dari karung dan beras merupakan berat kotor atau istilahnya bruto, lalu berat berasnya saja tanpa karungnya merupakan berat bersih alias netto, sedangkan untuk berat dari karung tersebut akan dinamakan tara.

Untuk bisa lebih memahaminya lagi, mari kita lihat pengertian masing-masing dari istilah yang digunakan untuk menghitung berat dari suatu barang.

Pengertian Bruto

Ini adalah istilah yang digunakan untuk menamai berat kotor yaitu berat suatu barang beserta dengan kemasannya. Misalnya sebuah karung berisi beras seberat 50 kg. Maka yang disebut berat kotor adalah berat karung beserta isi berasnya tersebut.

Pengertian Netto

Untuk berat suatu barang setelah dikurangi dengan kemasannya akan disebut dengan Netto. Jadi, bila ada sebuah karung yang berisi beras, maka yang dinamakan berat bersih atau netto adalah berat beras itu sendiri. Netto merupakan berat bersih dari suatu produk. Dalam pengertian netto, berat wadah tidak ikut masuk dalam hitungan.

Pengertian Tara

Tara adalah berat dari kemasan suatu barang. Selisih antara berat kotor dan berat bersih merupakan berat wadah yang digunakan dalam membungkus barang. Berat wadah ini dalam aritmatika sosial akan dikenal sebagai tara. Besarnya nilai dari tara akan dinyatakan dalam persentase tara.

Cara Menghitung Bruto Netto Tara

Setelah mengetahui pengertian dari 3 hal ini, maka saatnya kita mempelajari cara menghitungnya.

  • Rumus Menghitung Bruto Netto Tara

Ketiga hal ini memiliki hubungan yang bisa dinyatakan melalui persamaan. Persamaan yang menyatakan hubungan antara ketiga hal ini adalah rumus yang akan kita bahas. Rumus ini didapatkan berdasarkan pengertian dari ketiganya.

Rumus berat kotor (Bruto):

Rumus ini bisa kita dapatkan dengan menambahkan berat bersih(Netto) dengan berat kemasan (Tara).

Bruto = Netto + Tara

Contoh Soal :

Dwi membeli satu kantong terigu dimana berat dari kemasannya adalah 0,25 kg dan berat dari terigunya adalah 1 kg. Berapakah berat kotor dari terigu tersebut?

Jawaban: Bruto = 1 kg + 0,25 kg = 1,25 kg

 

Rumus berat bersih (Netto):

Rumus ini berasal dari berat kotor (bruto) dikurang berat kemasan (tara)

Netto = Bruto – Tara

Contoh soal:

Ibu membeli minyak goreng ke warung, ketika ditimbang dengan kalengnya beratnya adalah 1,6 kilogram (kg). Lalu itu ibu meminta pada pemilik warung untuk menimbang kaleng minyaknya saja dan beratnya adalah 0,25 kilogram (kg). Berapakah nettonya?

Jawaban: Netto = 1,6 kg – 0,25 kg = 1,35 kg

 

Rumus Tara:

Rumus ini didapatkan dengan persentase tara yang diketahui dikali bruto (berat kotor). Atau sama halnya dengan (bruto) berat kotor dikurang berat bersih (netto).

Tara = %Tara x Bruto

Tara = Bruto – Netto

Contoh soal:

Mbak membeli gula ke warung, dan saat ditimbang beserta wadahnya beratnya adalah 2,15 kilogram (kg). Setelah itu ibu meminta tukang warung untuk menimbang gulanya saja dan beratnya adalah 2 kilogram (kg). Berapakah taranya dan persentase tara tersebut?

Jawaban :

Tara = 2,15 kg – 2 kg = 0,05 kg = 50 gram

% Tara  = 0,05 / 2,15 x 100 % = 2,33%

=====================================================

 Menghitung Bunga Tunggal

 Pengertian 

Bunga tunggal adalah bunga yang timbul pada setiap akhir jangka waktu tertentu yang tidak memengaruhi besarnya modal (besarnya modal tetap). Besarnya bunga memiliki perbandingan yang senilai dengan presentase dan lama waktunya. Selain itu, bunga juga senilai pula dengan besarnya modal.

Jika modal sebesar M dibungakan dengan bunga p % setahun maka:

a. Setelah t tahun, besarnya bunga:

  rumus tahun

b. Setelat bulanbesarnya bunga:

  rumus bulan

c. Setelah t hari, besarnya bunga:

     - Jika satu tahun 360 hari, maka:

            Rumus Hari

     - Jika satu tahun 365 hari, maka:

           menghitung bunga tunggal

     - Jika satu tahun 366 hari (tahun kabisat), maka:

           rumus 366 hari

2. Metode Perhitungan

a. Metode pembagi tetap

Rumus untuk mencari besarnya bunga dari modal sebesar M dengan suku bunga p % setahun dalam jangka waktu  t hari yang dirumuskan sebagai berikut:

          menghitung bunga tunggal pembagi tetap

Bentuka7.png disebut angka bunga dana8.png disebut pembagi tetap, maka rumus bunga tunggal di atas menjadi:

       a9.png

Jika beberapa modal (M1, M2, M3, …) dibungakan atas dasar bunga yang sama, maka untuk menghitung jumlah bunga dari modal-modal tersebut adalah:

      a10.png

b. Metode persen yang sebanding

Metode persen yang sebanding digunakan jika suku bunga bukan merupakan pembagi habis 360, sebab dengan metode ini satu tahun dihitung 360 hari.

Untuk soal seperti tersebut di atas maka langkah penyelesaiannya adalah sebagai berikut:

a. Menghitung besar bunga yang didasarkan pada presentase terdekat dengan suku bunga yang pembaginya habis 360

b. Hitung besar bunga yang dimaksud dengan menggunakan persen yang sama bandingannya. 

c. Metode persen yang seukuran

Metode ini digunakan jika ditentukan 1 tahun = 365 hari. Satu-satunya pembagi tetap yang bulat adalah

      a11.png

          a12.png

Bilangan a13.png

Jadi, besarnya bunga 5% sebanding dengan a14.png

Contoh:

Budi meminjam uang sebesar Rp 1.000.000,00 kepada Edi dengan tingkat bunga 18% per tahun. Hitung besarnya bunga selama:

  1. 2 tahun
  2. 6 bulan

Penyelesaian

M = 1.000.000  dan p = 18

a) Besarnya bunga selama 2 tahun

     i = a15.png

     i = a16.png

Jadi besarnya bunga selama 2 tahun sebesar Rp 360.000,00

b)  Besarnya bunga selama 6 bulan

    a17.png

Jadi besarnya bunga adalah Rp 90.000,00

Rangkuman menghitung bunga tunggal


=========================

Potongan Harga (Diskon)


Potongan harga disebut juga “diskon” dan “rabat”. Harga produk sebelum dipotong diskon disebut harga kotor, sedangkan harga produk setelah dipotong diskon disebut harga bersih. Berikut ini contoh tag dan pamflet harga diskon yang sering lihat di supermarket atau toserba.

Promo diskon di toserba

 

Rumus untuk menghitung nilai potongan harga atau diskon, yaitu:

Diskon = (Besar diskon (%) / 100) x Harga barang

Untuk menghitung biaya yang harus dibayar alias harga bersih, gunakan rumus berikut:

Yang harus dibayar = Harga barang - Diskon

====================


PAJAK 


perhitungan persentase yang dimaksud dalam materi ini yaitu persentase pajak. Pengertian pajak secara umum adalah iuran wajib atau pungutan yang dibayar oleh Wajib Pajak (pihak pembayar pajak) kepada Pemerintah berdasarkan Undang-Undang dengan hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah dengan tanpa balas jasa yang ditunjukkan secara langsung. Sedangkan, menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Perpajakan, menyatakan bahwa pajak adalah “kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Pada materi berikut, contoh pajak yang akan dibahas lebih lanjut cara perhitungannya secara spesifik adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPn) dan Pajak Penghasilan (PPh). Perhatikan gambar berikut ini.

Pajak Pertambahan Nilai (PPn)

 

Rumus yang digunakan untuk menghitung Pajak Penghasilan (PPh), yaitu:

PPh = Besar pajak (%) x Besar penghasilan

sehingga, penghasilan bersih dapat dihitung dengan cara:

Penghasilan bersih = Nominal awal - PPh

Rumus yang digunakan untuk menghitung Pajak Pertambahan Nilai (PPn), yaitu:

PPn = Besar pajak (%) x harga awal

sehingga, harga jual akhir setelah dikenakan PPn menjadi:

Harga akhir = Harga awal + PPn



TUGAS ! KERJAKAN UJI KOMPETENSI DI LKS HALAMAN 133  PILIHAN GANDA 1-20

DI KUMPILKAN DI KERTAS !


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seni Budaya Bab 9 Membuat Poster (KELAS VIII)

Penerapan ragam Hias Pada Bahan Kayu (SB 16-03-2021)

SENI MUSIK MEMAIKNKAN ALAT MUSIK TRADISIONAL 2 ( seni budaya 23-3-21 kelas 8)